PLAY ON YOUR STRENGTH, BUILD YOUR CONFIDENCE

PLAY ON YOUR STRENGTH, BUILD YOUR CONFIDENCE
MENGGUNAKAN KEKUATAN ANDA, MENUMBUHKAN RASA PERCAYA DIRI

Namanya Nadia, waktu itu umurnya masih 5 tahun. Pada saat pindah dari satu negara ke negara lain, pada mulanya Nadia masih minder bergaul sama teman-temannya. Apalagi teman-temannya banyak yang memang asli dari Inggris atau Amerika , jadi bahasa Inggris mereka lebih lancar. Dan pada awalnya Nadia susah mendapatkan teman baru karena semuanya sudah membentuk gang mereka sendiri. Rasa percaya dirinya masih rendah, bahkan makin lama makin menurun. Kemudian orang tuanya mengajak Nadia mencoba beberapa hobby seperti musik, menari, catur, sulap, basket, lari … sampai akhirnya Nadia belajar gymnastic (senam). Kebetulan waktu itu, di Beijing,  Nadia mendapatkan guru senam yang bagus (mantan atlet nasional di Cina). Dan di situlah Nadia menemukan passionnya, Nadia pun tertarik dan bersemangat untuk terus menerus latihan senam, dan aktif mengikuti kejuaraan. Ternyata akhirnya hal ini menambah rasa percaya dirinya yang meningkat pesat. Nadia mendapatkan banyak teman di sekolahnya di Beijing. Dan pelan pelan percaya diri ini membawa pengaruh pada prestasi di sekolah. Bertahun tahun kemudian …..

Sekarang Nadia mendapatkan nilai 100 di pelajaran matematika dan kimia. Tahun ini Nadia akan mengikuti kejuaraan senam di Singapura dan Philippina. That’s what happen when you found your strength and use it to build your confidence and leverage it for you advantage.

Namanya Sinta, dulunya bekerja di Logistic department di sebuah oil company. She was an average performer, prestasinya ok tapi tidak melebihi yang lain. Ada yang mengenali potensi di dalam diri Sinta. Someone trusted and believed in her potential, and brought her to his team. Akhirnya Sinta join HR departemen. Ternyata di situ Sinta menemukan potential dan passionnya. Sinta is very good with people relationship and she likes to use that skills in the overall concept to manage, motivate and retain the talents. Rasa percaya dirinya naik pesat. Performance Sinta pun naik pesat. Dan akhirnya Sinta mendapatkan dipromosi (that she deserved) tahun lalu. Again, rumusnya adalah potential + passion = performance.
That’s the power of your strength.

Apakah anda seberuntung Nadia dan Sinta?
Apakah Anda juga mengetahui strength anda dan benar benar menggunakannya ?
Atau jangan jangan anda tidak mengetahui strength anda?
Atau jangan jangan Anda tidak menggunakan strength anda?
Atau jangan jangan strength anda terpendam dan tidak anda gunakan, dan akibatnya percaya diri anda tidak tumbuh dan performance anda tidak meningkat?
Sayang banget kan?
Lihat apa yang terjadi pada Sinta dan Nadia, setelah menemukan strength mereka dan menggunakannya at their advantage.

image: pixabay.com

The concept is to develop people based on the strength.
Mari kita mengembangkan orang berdasarkan potensi dan kekuatannya.
Teori ini sudah lama ada. Dan seolah olah mudah dilakukan. Padahal ternyata yang kita lakukan adalah sebaliknya. Seringkali kita mengembangkan dan mendidik orang berdasarkan kelemahannya. Contoh. Pada saat keponakan kita punya nilai jelek di matematika biasanya orang tuanya akan menyuruh dia les matematika. Kasihan amat tuh anak ? Lemah di matematika. Benci matematika. Tapi disuruh kursus matematika . Padahal mestinya dicari kekuatannya dia apa. Mungkin dia jago menggambar atau drama atau sepakbola. Kalo kita cecer dia di hal hal yg dia suka mestinya akan perform. Believe me. Kalau David Beckham atau  Michael Pelph disuruh kursus matematika mereka juga akan hancur prestasinya. Tapi karena strength mereka di olahraga akhirnya mereka sukses luar biasa dan jaya raya juga. So lets remember. When dealing wih your team members or your children. Develop them based on their srength. Not their weakness …
Karena weakness hanya akan mengurangi rasa percaya diri. Sementara strength justru menambah rasa confidence. Comprendro?

Terus bagaimana dong untuk menemukan strength dan menggunakannya for our advantage?

1. Experiment (to find your strength)

Jangan takut mencoba.
Cobalah … ingat Nadia yang harus mencoba 8 hobby sebelum ketemu Gymnastic (senam). Karl Heinz Rumeniege harus  mencoba 12 cabang olahraga sebelum akhirnya memulai bermain sepakbola pada umur 18 tahun dan akhirnya menjadi salah satu pemain boka terhebat di dunia.
Try and error. Jangan marah kalau anak anda minta kursus musik dan 3 bulan kemudian gak mau lagi bermain musik. Just try to find another one where he will excell. Jangan sampai anda menyesal karena seumur hidup anda tidak berhasil membantu anak anda menemukan passion dan strengthnya. Sinta juga mencoba coba berksperimen dari Logistic ke HR. Mungkin berhasil mungkin tidak.
Tapi Sinta berkesperimen dan mengambil resiko.

2. Develop yourself (to be the best in your field)
Setelah ketemu passion dan strengthnya sekarang waktunya kerja keras. Dorong, bantu dan motivasi diri anda sendiri untuk bekerja keras , belajar, menempa diri agar jauh lebih baik dari yang lain. Pada saat Sinta join HR team pertama kali dia tidak tahu apa apa tentang HR. Tetapi dia bekerja keras dan belajar lebih giat dari yang lain. Setiap hari pulang lebih lambat daripada yang lain. Bahkan beberapa kali Sinta pulang jam 2 pagi. Hasilnya? Dalam waktu kurang dari 3 tahun, Sinta menjadi expert dan mengerti HR process & policy lebih dari siapapun di timnya (bahkan lebih mengerti daripada bossnya sendiri). That’s the power of passion and hardwork. Kalau anda ingin mendapatkan yang lebih banyak dari yang lain, anda harus bekerja lebih giat daripada yang lain. Nothing replace the hard work. Nadia and Sinta mengerti itu. And I hope you understand that too.

3. Use your strength (at your advantage)
Setelah anda mengembangkan kompetensi yang menjadi strength anda now you have to use it at your advantage. Show the world what you are capable of. Nadia compete in gymnastic tournament. Sinta coach her colleagues about HR process and policies. That’s how you gain respect and trust from others. Be proactive. Perform at your best. Share your experience. Coach others.

4. Build your confidence (based on your strength)
Nah, by now, rasa percaya diri pasti sudah tumbuh. You showed to the world. Build your confidence. Bukan untuk arogan, tetapi untuk menambah rasa percaya diri agar lebih asertive. Anda akan memerlukan percaya diri ini untuk meningkatkan performance anda.

5. Find your other strength (and continuously develop your strength at your advantage)
Sekarang competence anda sudah bagus, performance sudah meningkat dan confidence sudah tinggi. Jangan sampai masuk ke zona nyaman. Cari area lain yang bisa anda pelajari. Karena sehebat apapun kompetensi anda, ternyata suatu saat bisa tidak relevan lagi.
Jadi anda harus bersiap siap untuk berubah dan mempelajari kompetensi lain untuk menambah differentiator anda.

Jadi, ingat ya … how to play with your strength and build your confidence …

1. Experiment to find your strength
2. Develop yourself
3. Use your strength
4. Build your confidence
5. Find your other strength

Dikutip dari grup telegram
penulis: Pambudi Sunarsihanto

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *