Resign Sebagai Karyawan dan Memulai Bisnis?

Kamu sudah bekerja bertahun-tahun dan merasa bosan mengabdi pada orang lain. Ada keinginan untuk meninggalkan pekerjaan dan membuka sebuah usaha. Namun, membuka usaha dengan melepaskan pekerjaan bukan hal yang mudah. Apalagi untuk memulai sebuah bisnis, perlu pematangan dari banyak hal, sebut saja jenis usaha, segmen produk, cara berpromosi, hingga permasalahan modal. Terlebih lagi memutuskan berhenti bekerja dan banting setir menjadi pengusaha, akan banyak pemikiran masalah pendapatan. 

Misalnya, kamu mungkin saja khawatir masalah cashflow, apakah keuntungan yang didapat dari usaha akan lebih besar daripada pendapatan selama bekerja. Belum lagi pemikiran jika tabungan yang dipakai untuk modal lenyap begitu saja karena kurang awasnya ketika berbisnis. Namun, jika kamu merasa harus resign dan membangun sebuah usaha, di bawah ini ada beberapa pertimbangan sebelum kamu memutuskan hal tersebut.

1. Bagaimana Kondisi Keuangan kamu

Melihat kondisi atau menganalisa keuangan menajdi hal yang penting sebelum berbisnis. kamu harus tahu, bagaimana pendapatan dan pengeluaran dalam setiap bulannya. Hitung seluruh tabungan dan jangan lupa untuk menghitung berapa banyak modal yang kamu dibutuhkan. Jika sudah menganalis biaya, kamu akan semakin mantap untuk menjalankan bisnis.

2. Mental

Menjalankan sebuah bisnis bukan perihal bagaimana mengatur uang saja. Terdapat faktor lain yang mendukung keberasilan sebuah bisnis. Miesalnya tingkat emosi, faktor pendukung, hingga kemampuan manajemen yang kamu bangun. Sbeelumnya, kamu bisa bertanya dalam hati, apakah kamu sosok yang mudah marah dan panik? Atau mudha tertekan saat masalah kecil tiba? Dan apakah kamu tipe orang yang mudah bergaul dan pekerja keras? Contoh pertanyaan di atas bisa menjadi pertimbangan kamu. Dalam memulai bisnis dan tahu bagaimana mental yang kamu miliki. Jika dirasa mental kamu belum mampu dalam membangun sebuah bisnis, ada baiknya untuk menahan keingan tersebut.

3. Buat Perencanaan

Dengan membuat perencanaan bisnis, kamu tidak akan bingung bagaimana menjalankannya. Meskipun rencana terkadang tidak sesuai, dengan adanya action plan kamu seolah memiliki acuan. Maka dari itu, buat rencana serinci mungkin.

4. Jalani Dua Peran

Sebenarnya, jika kamu masih ragu apakah harus meninggalkan pekerjaan atau tidak, ada alternatif lainnya, yaitu lakukan keduanya. Maksudnya, kamu bisa masih bekerja sambil membangun bisnis. Ketika hari kerja, kamu fokus dalam rutinitas pekerjaan. Namun, ketika hari libur atau akhir pekan, kamu juga wajib mengurus usaha kamu. Jangan gegabah langsung meninggalkan jabatan yang sudah kamu miliki, apalagi berbisnis berhubungan dengan klien. Begitu merasa keuangan dan klien kamu mulai terkendalai barulah kamu mulai meninggalkan pekerjaan kamu. Mungkin menjalankan dua peran akan lebih berat, tetapi anggaplah bahwa kamu sedang melatih manajemen waktu yang nantinya akan berguna untuk bisnis kamu.

5. Jalani Masa Transisi

Kamu merasa bahwa bekerja di rumah lebih menyenangkan. Itu artinya bahwa kamu mulai menikmati peran sebagai pengusaha. Jika memungkinkan mintalah pengurangan jam kerja di kantor sehingga kamu bisa lebih fokus ke bisnis yang sedang dibangun. Dan jika memang tidak memungkinkan berarti mau tidak mau kamu harus menjalankan peran ganda.

6. Menyiapkan Kantor

Setelah yakin untuk mengembangkan sebuah bisnis, jangan lupa penuhi semua urusan administrasi supaya nanti tidak terjadi masalah hukum. Buatlah sebuah entitas bisnis yang resmi dan kamu bisa meminta bantuan profesional yang mengerti untuk urusan ini. Jika merasa yakin, kamu bisa mulai meninggalkan pekerjaan kamu.

Begitu kamu sudah yakin untuk resign, jangan lupa untuk menjaga hubungan dengan rekan kerja terdahulu. Karena tidak menutup kemungkinan jika mereka bisa membantu kamu untuk mengembangkan bisnis. Dan point yang terakhir ketika memutuskan berbisnis adalah berusaha dan pantang menyerah. Dan pastikan bahwa bisnis yang sudah kamu bangun dengan melepasan jabatan pekerjaan yanbg sudah didapat, akan terus berjalan, bukan malah berhenti di tengah jalan.

::Herti A::

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *