Perhitungan Omset, Strategi Mengatur Omzet Secara Bijak
Siapa yang tak suka ketika mendapatkan omzet penjualan yang besar? Semua pelaku bisnis melakukan berbagai cara dan strategi meningkatkan omset penjualan dagangan mereka.
Apa itu omset?
Pengertian omset menurut para ahli, omset adalah jumlah total uang dari hasil penjualan barang dalam periode waktu jual tertentu. Uang yang didapatkan dari hasil perdagangan tersebut belum dikurangi dengan HPP dan biaya lain seperti, tenaga, listrik, air, perlengkapan dan lainnya. Jadi bisa dikatakan bahwa omset adalah pendapatan atau laba kotor yang dihasilkan dari usaha anda dalam periode waktu tertentu.
Omzet atau omset, yang betul yang mana si? Jadi sebenarnya bentuk yang baku dalam Bahasa Indonesia adalah “Omzet“. Namun sudah menjadi kebiasaan orang Indonesia, salah kaprahnya lebih sering disebut dengan kata omset.
Perhitungan omset
Supaya lebih memahami tentang omset penjualan, jika merujuk pada pengertiannya berati menghasilkan rumus.
Omzet = Jumlah Produk Terjual × Harga
Sebagai contoh, berikut ini cara menghitung omset pedagang sayur keliling jika dalam sehari bisa menjual;
- 5kg Bawang Putih @Rp14.000,-
- 10kg Daging ayam @Rp25.000,-
- 2kg Cabai rawit @Rp20.000,-
Maka perhitungan nilai omzet dari pedagang sayur tersebut dalam sehari adalah:
- Bawag Putih 5kg × Rp 14.000 = Rp. 70.000,-
- Daging ayam 10kg × Rp 25.000 = Rp. 250.000,-
- Cabai rawit 2kg × Rp 20.000 = Rp. 40.000,-
Seluruh hasil penjualan tersebut di total, 70.000+250.000+40.000= Rp. 360.000.
Jadi, omzet pedagang sayur keliling dalam satu hari adalah 360 rubu rupiah.
Strategi Mengatur Omzet Secara Bijak
Tak sedikit pelaku bisnis yang belum siap saat mendapatkan omzet besar. Terlihat saat mereka menggunakan keuntungannya demi hal yang tak begitu penting. Kebiasaan yang konsumtif tersebutlah membuat banyak pengusaha gulung tikar.
Ketika mendapat omzet yang tinggi, pebisnis harus cermat dalam menggunakannya. Jangan hanya karena nafsu semata, uang yang terkumpul raib begitu saja.
Berikut ini adalah 5 tips untuk mengatur omzet secara bijak.
1. Buat Perencanaan Keuangan
Terlebih dahulu, buatlah perencanaan keuangan untuk mengetahui apa saja yang dibutuhkan. Catat kepentingan atau kebutuhan agar kamu tak terjebak dalam pengeluaran konsumtif. Tak hanya sekadar mencatat, kamu juga harus tertib menjalankannya. Tanpa adanya perencanaan keuangan, mungkin kamu terjebak pada pengeluaran konsumtif karena “kaget” dengan keuntungan yang tak biasa.
2. Pemetaan Anggaran
Anda juga harus memperkirakan pendapatan dan pengeluaran selama satu tahun. Hal-hal apa saja yang akan kamu realisasikan pada satu tahun akan memudahkan kamu mengatur keuangan. Pemetaan anggaran sangat membantu kamu dalam mengatur arus kas dalam setiap bulannya. Jadi, ketika ada pengeluaran besar pada bulan tertentu, arus kas kamu tak akan terganggu.
3. Bayar Utang
Ketika kamu mendapatkan omzet besar, mungkin yang hanya dipikirkan perihal bagaimana mengembangkan bisnis. Hal-hal untuk memajukan bisnis, kamu jalankan. Namun, jangan sampai lupa dengan utang. Ketika mendapat rezeki banyak, segeralah lunasi kewajiban kamu.
4. Dana Darurat
Usaha kamu tak punya utang? Bukan berarti kamu bisa menghabiskan keuntungan secara konsumtif. Sebaiknya simpan uang untuk dana darurat karena kamu tak akan tahu apa yang terjadi ke depan. Sebaiknya, siapkan 3 hingga 6 kali biaya operasional untuk dana darurat.
5. Dana Investasi
Dana darurat bukan berarti sama dengan dana investasi. Tak ada salahnya untuk kamu menyisihkan omzet berlebih tersebut untuk investasi pengembangan bisnis kamu. Tak mau bukan jika usaha kamu jalan di tempat?