Kekuatan Pasrah
Pasrah adalah menyerahkan apa yang terjadi menimpa pada diri kita kepada Tuhan YME. Tapi pasrah bukan berarti fatalisme, pasrah yang sejati disertai dengan usaha optimal untuk mencari solusi, maka pasrah berarti bahwa kita berusaha sekuat tenaga untuk mencari solusi sambil hati kita bergantung kepada Tuhan YME.
ilustrasi image:pixabay.com |
Kekuatan Pasrah (The Power Of Surrender)
Contoh kasus dikutip dari buku Spiritual Emotional Freedom Technique;
Seorang bernama Lester Levenson yang merupakan seorang wirausahawan sukses dan juga pakar fisika. Di usianya yang ke 42 pada tahun 1952, ia menderita bermacam macam penyakit fisik dan juga psikologis. Kesuksesan karir dan finansial yang ia miliki tidak bisa membuatnya bahagia. Karena komplikasi penyakit yang ia derita, dokter yang menanganinya menyerah dan memvonis mempersilahkan ia pulang untuk menunggu kematiannya dengan damai di rumahnya.
Akan tetapi Lester Levenson adalah seorang pria yang suka dengan tantangan, ia tidak mau menyerah dan memutuskan untuk kembali ke laboratorium untuk mencari jalan keluar atas masalah yang ia hadapi. Ia melakukan refleksi dan akhirnya menemukan cara untuk “pasrah”, melampaui segala keterbatasan diri to letting go of all any inner limitetion.
Ia mempraktekkan metode “pasrah” ini selama 3 (tiga) bulan lamanya, dan sungguh ajaib semua penyakitnya berangsur sembuh dan bahkan ia memasuki kondisi kedamaian hati dan juga kebahagiaan hingga kematiannya pada 18 Januari 1994, 40 tahun setelah vonis dokter yang ia terima.
Dari contoh kasus tersebut menunjukan bahwa pasrah bukan berarti kita menerima begitu saja kondisi apa yang menimpa kita tanpa berusaha mencari solusi, tapi pasrah adalah sebuah kondisi jiwa dimana kita menyerahkan diri kita kepada Tuhan, dan dijalani dengan upaya dan usaha serta semangat juang yang tinggi. Pasrah akan memberikan ketenangan jiwa dan kedamaian pikiran, karena kita yakin segala permasalahan kita ada dalam genggaman Tuhan.